Masalah rabies di setiap negara sedikit bervariasi tergantung tingkat pengetahuan, kesejahteraan dan hewan penular rabies. Di negara-negara Amerika Selatan seperti Argentina, Meksiko dan Brazil, Masalah rabies berputar sekitar hewan ternak.

Rabies merupakan salah satu penyakit yang berpotensial merugikan secara ekonomi. Di negara-negar tersebut penyebaran rabies terjadi melalui kelelawar penghisap darah (vampire/Desmodus rotundus) yang sering menghisap darah ternak sebagai salah satu sumber makanannya. Di Amerika bagian Utara, sigung dan rakun menjadi masalah karena dapat menyebarkan rabies.

Sigung dan Rakun adalah dua hewan yang mempunyai dua hewan yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi. Mereka dapat beradaptasi dengan kehidupan kota dengan memakan sampah dan sisa-sisa makanan manusia. Oleh karena itu populasi mereka semakin membludak.
Anjing sebagai hewan sahabat bagi manusia merupakan permasalahan yang utama di berbagai negara berkembang khususnya di Asia yang mengalami masalah dalam kontrol populasi anjing liar. Di Indonesia, hewan penular rabies utama adalah hewan domestik seperti anjing, kucing dan monyet.
Sebagian besar kasus rabies di Indonesia terjadi melalui gigitan anjing liar dan anjing peliharaan. Dalam rangka menyambut Hari Rabies Dunia yang jatuh pada tanggal 28 september, Pemerintah menargetkan Indonesia akan terbebas dari penyakit rabies pada 2020, target tersebut merupakan target negara-negara se-ASEAN.


Setuju !....Semangat !... Ayo kita berantas Rabies !...tapi…. target bisa tercapai ga ya? Soalnya… bebas rabies perlu sumber daya biaya, tenaga dan fikiran yang sangat banyak. Sebagai gambaran, menurut WHO, hanya sebagian kecil wilayah di dunia yang bebas rabies.

Sumber  : kucingkita.com

0 comments:

Posting Komentar

 
Top