Bantuan Awal Kementan untuk Petani Korban Erupsi Sinabung Rp 2,7 Miliar

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;">Sumber Berita : Sekretariat Jenderal</span><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-VH4TEPCH19tymrlDjaNcNLm-_QrB9KHvLagGErdnhyElqHZByK4iz0zHdoVqL_mUUlEetUu94vaOo0nNmksdcfs2cxDXrtb-PxrAG1G4t7Ko29IN_m4_mgDZwUMEbqk1ILV9JzbAUelA/s1600/mentan_sinabung.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-VH4TEPCH19tymrlDjaNcNLm-_QrB9KHvLagGErdnhyElqHZByK4iz0zHdoVqL_mUUlEetUu94vaOo0nNmksdcfs2cxDXrtb-PxrAG1G4t7Ko29IN_m4_mgDZwUMEbqk1ILV9JzbAUelA/s1600/mentan_sinabung.JPG" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"></span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">KABAN JAHE—Kementerian Pertanian RI memberikan bantuan bibit dan alat-alat pertanian senilai Rp 2,7 miliar untuk para petani yang tanamannya rusak akibat erupsi Gunung Sinabung. Bantuan diserahkan langsung Menteri Pertanian RI Suswono kepada Bupati Tanah Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Kamis (23/1) di Posko Pusat Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung, Kaban Jahe, Tanah Karo, Sumut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Mentan Suswono mengungkapkan, bantuan yang diberikan merupakan bantuan tahap awal. Bantuan yang lebih besar akan menyusul setelah ada keputusan Pemerintah terkait  status bencana erupsi Gunung Sinabung.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Selain itu, hingga kini belum dapat diprediksi sampai kapan erupsi akan berlangsung. Ada yang memprediksi sampai setahun, tetapi ada juga yang mengatakan bisa lebih cepat. Sementara bantuan pertanian akan terasa manfaatnya pada masa rehabilitasi. Bukan masa tanggap darurat seperti saat ini.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">“Tapi intinya pemerintah tidak tinggal diam. Kementerian Pertanian siap memberikan bantuan yang lebih besar, terutama pada masa rehabilitasi,” kata Mentan Suswono.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Mentan juga mengungkapkan, batuan tahap awal tersebut dapat diberikan kepada  petani-petani yang akan direlokasi  ke daerah yang aman. Pasalnya mereka tinggal di radius tiga kilometer, yang berisiko tinggi untuk dihuni kembali.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Pada kesempatan itu, Mentan memberikan bantuan berupa benih sayur mayur senila Rp 390 juta, benih kopi senilai Rp 900 juta, benih jeruk senilai Rp 300 juta, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) senilai Rp 1,17 miliar. Alsintan yang diberikan meliputi 20 unit pompa air, 20 unit traktor tangan (hand tractor), dan 20 unit cultivator.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Menurut data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, jumlah tanaman pangan yang rusak akibat terdampak debu vulkanik mencapai 20.269 hektare. Dari luasan tersebut, tanaman padi yang rusak mencapai 10.334 hektare dan tanaman hortikultura seluas 9,666 hektare. Tanaman hortikultura yang rusak meliputi sayuran 7.088 hektare, buah-buahan seluas 2.569 hektare, dan tanaman hias 9 hektare. Sementara tanaman perkebunan yang rusak mencapai 33.586 hektare.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Sumber Berita: Biro Umum dan Hubungan Masyarakat</span></span></div><br /><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Sumber : http://www.pertanian.go.id/news/detail.php?id=1160; </span> </span></div>

Bantuan Awal Kementan untuk Petani Korban Erupsi Sinabung Rp 2,7 Miliar

Sumber Berita : Sekretariat Jenderal KABAN JAHE—Kementerian Pertanian RI memberikan bantuan bibit dan alat-alat pertanian senilai Rp 2,7 mi...

Read More »

Tahun 2014 Seluruh Perkebunan Kelapa Sawit Harus Punya ISPO

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;">Sumber Berita : Sekretariat Jenderal</span><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-c6Wxl73esyE/Uv92o4HKq2I/AAAAAAAAASw/iFqy39wCAwI/s1600/Mentan_ICOPE.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://2.bp.blogspot.com/-c6Wxl73esyE/Uv92o4HKq2I/AAAAAAAAASw/iFqy39wCAwI/s1600/Mentan_ICOPE.jpg" width="320" /></a></div><br /><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"></span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">LEGIAN – Tahun ini seluruh perkebunan kelapan sawit di Indonesia harus mengantongi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Ini merupakan mandatory atau perintah yang harus dipatuhi oleh seluruh pelaku industri kelapa sawit.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Menteri Pertanian RI Suswono mengemukakan hal tersebut usai membuka International Conference on Oil Palm and Environment, di Bali, Rabu (12/2).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Mentan mengungkapkan, saat ini baru 40 perusahaan yang sudah mengantongi ISPO. Sementara 73 perusahaan lainnya saat ini sedang dalam proses mendapatkan ISPO.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Dalam kesempatan itu Mentan menandaskan, ISPO merupakan syarat mutlak untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Pasalnya, pengembangan perkebunan kelapa sawit tidak boleh mengabaikan lingkungan.    </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">“Pengembangan kelapa sawit diawali dengan pengembangan perkebunan rakyat melalui pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dan penyelenggaraannya ditempuh dengan taat azas pada prinsip pembangunan berkelanjutan, yang berwawasan lingkungan,” kata Mentan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Dalam kaitan dengan itu, pengembangan kelapa sawit ke depan dilakukan bukan dengan menambah luas kebun, melainkan dengan meningkatkan produktivitas kebun sawit.  Salah satu caranya adalah melakukan penanaman kembali (replanting) kebun-kebun sawit rakyat yang produktivitasnya rendah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Mentan mengungkapkan, dengan replanting produktivitas kebun rakyat dapat meningkat menjadi 5-6 ton per hektare. Sama dengan produktivitas kebun milik perusahaan swasta. Dengan peningkatan produktivitas sebesar itu, target mencapai 40 juta ton produksi kelapa sawit tahun 2020 dapat dicapai.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">“Saat ini luas kebun sawit mencapai lebih dari 9 juta hektare, kalau per hektare rata-rata menghasilkan 5 ton, kan lebih dari 40 juta produksi per tahun,” tandas Mentan. </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Caption:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Menteri Pertanian RI Suswono didampingi Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Wakil Ketua Kadin Bidang Agribisnis dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja membuka ICOPE 2014 di Legian, Bali, Rabu (12/2)</span></span></li><li><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;">Mentan Suswono menyampaikan pidato pembukaan ICOPE 2014 di Legian, Bali, Rabu (12/2)<br /></span></span></li></ol></div><br /><div style="text-align: left;"><span style="color: #336600;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma;">Sumber : http://www.pertanian.go.id/news/detail.php?id=1165</span></span></span></div><span style="color: #336600; font-family: verdana; font-size: x-small;"><span style="font-family: tahoma; font-size: x-small;"> </span> </span></div>

Tahun 2014 Seluruh Perkebunan Kelapa Sawit Harus Punya ISPO

Sumber Berita : Sekretariat Jenderal LEGIAN – Tahun ini seluruh perkebunan kelapan sawit di Indonesia harus mengantongi Indonesia Sustainab...

Read More »

Manfaat Serangga

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">Serangga Berguna </h3><div class="post-header"> </div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Serangga berguna bagi manusia dalam beberapa hal :</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1. Membantu penyerbukan/pembuahan bunga</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ada beberapa jenis tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri sehingga perlu dibantu oleh angin atau serangga. Tanaman seperti jeruk, apel, chery, strawberry, mentimun, labu, kapas, tembakau untuk penyerbukannya perlu dibantu oleh serangga, bahakan tanaman vanili hanya dapat membentuk biji kalau ada serangga.<br /><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2. Serangga sebagai penghasil bahan-bahan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi seperti :</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Penghasil madu dan lilin madu.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Serangga lebih banyak dipelihara di dalam industri-industri, maupun perorangan untuk menghasilkan madu yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Lilin madu digunakan antara lain di dalam industri-industri lilin, lilin cap, bahan-bahan politur, untuk pembuatan berbagai jenis <span class="f51uo" id="f51uo_6">tinta</span> dan bahan-bahan <span class="f51uo" id="f51uo_4">kosmetik</span>.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Sebagai penghasil sutera</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Industri sutera sudah mulai dikenal sejak 2500 tahun yang lalu sebelum masehi. Industri sutera tersebut dikenal terutama di Tiongkok, Spanyol, Jepang, Perancis, dan Italia. Di Indonesia daerah penghasil sutera adalah <span class="f51uo" id="f51uo_2">Jawa Barat</span>, Jawa Timur dan <span class="f51uo" id="f51uo_1">Sulawesi Selatan</span>. Jenis serangga penghasil sutera yang banyak dipelihara adalah <i>Bombyx mori</i>.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c. Sebagai penghasil shellac (Lak)</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Shellac adalah hasil buangan berupa getah yang dikeluarkan oleh sejenis kutu yang merusak pada pohon ara yaitu <i>Laccifer lacca. </i>Banyak terdapat di <span class="f51uo" id="f51uo_8">India</span>, Birma, <span class="f51uo" id="f51uo_3">Indo China</span>, Formosa, Ceylon dan Filipina<i>.</i></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">d. Sebagai penghasil bahan <span class="f51uo" id="f51uo_5">cat</span> (Cochineal Insect)</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Beberapa jenis serangga telah dipergunakan dalam industri-industri cat. Salah satu Cochineal insect yang terkenal yaitu <i>Dactylopius coccus </i>Costa yakni sejenis kutu-kutu tanaman yang hidup pada tanaman kaktus. Cat tersebut juga dapat dibuat dari sejenis kutu penghasil puru (gall) pada tanaman. Puru/Gall tersebut juga digunakan sebagai sumber zat Tannin yang banyak digunakan untuk pembuatan tinta.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">e. Sebagai penghasil bahan obat-obatan</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dalam bidang kedokteran sebagai contoh adalah Cantharidin (penghasil zat sexual) dibuat dari sejenis kumbang yang telah dikeringkan yaitu <i>Lytta vesicatoria</i>.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">f. Sebagai makanan bagi makhluk lain.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Beberapa jenis serangga seperti tungau, jengkerik banyak diperdagangkan sebagai umpan bagi ikan-ikan.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3. Sebagai Parasitoid & Predator</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Serangga sebagai pemakan serangga lainnya (predator), banyak dimanfaatkan dalam pengendalian hama untuk menekan populasi serangga lainnya. Sebagai contoh <i>Icerya purchasi</i>, yakni sejenis kutu-kutu tanaman yang menyerang pertanaman jeruk di <span class="f51uo" id="f51uo_7">California</span> pada tahun 1868 dapat dikenda;ikan pada tahun 1888-1889 dengan mendatangkan pemangsa/predator dari Australia, yakni <i>Rhodolia cardinalis </i>(sejenis kumbang).</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">4. Serangga sebagai pembersih dan penggembur tanah</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Serangga-serangga tanah pada umumnya meakan bahan-bahan berupa tanaman dan binatang-binatang yang telah mati atau lapuk. Serangga-serangga tersebut membantu merubah bahan-bahhan dalam tanah itu menjadi bahan-bahan yang mudah diambil oleh tanaman, selain itu serangga-serangga dalam tanah itu dapat merubah bahan-bahan yang tidak berguna (merusak) bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh kumbang-kumbang penggerek kayu, anai-anai, semut-semut membantu merombak pohon-pohon yang telah tumbang kemudian dikembalikan ke dalam tanah berupa bahan-bahanyang telah lapuk.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">5. Serangga sebagai pembasmi tumbuh-tumbuhan yang tidak berguna (rumput-rumputan, kaktus, atau semak yang tidak berguna)</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagai contoh yaitu rumput <i>Hyperacum perforatum </i>sebagai makanan untuk kambing, tetapi rumput-rumput tersebut menjadi sangat banyak sehingga pada tahun 1944-1948 didatangkan sejenis kumbang <i>Chrysolina guadrigenisa </i>(Chrysomecidae) untuk mengendalikan rumput-rumput tersebut.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">6. Sebagai makanan bagi manusia</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Di pulau Sulawesi terdapat jenis belalang yang dikonsumsi, di negara Thaiiland sendiri, serangga jenis jangkrik dijadikan sebagai makanan.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">7. Sebagai bahan penelitian</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Di dalam bidang penelitian Sitologi, Genetika, Dinamika Populasi dan Evolusi banyak jenis serangga yang mempunyai siklus hidup yang pendek dan sudah diperbanyak di laboratorium untuk kepentingan tersebut. Contoh : Lipas, ulat, dan lalat rumah.</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">8. Sebagai bahan yang mempunyai nilai estetika</div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Serangga-serangga yang bagus-bagus banyak digunakan sebagai pengganti permata, hiasan-hiasan dinding, baju dan gantungan kunci, contohnya kupu-kupu dan berbagai jenis kumbang.</div></div>

Manfaat Serangga

Serangga Berguna Serangga berguna bagi manusia dalam beberapa hal : 1. Membantu penyerbukan/pembuahan bunga Ada beberapa jenis tanaman yang...

Read More »

Hama dan Penyakit Tanaman : Plutella xylostella L. (Ulat Kubis)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">Plutella xylostella L. (Ulat Kubis) </h3><div class="post-header"> </div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Hama ulat daun kubis <i>Plutella xylostella</i> L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari <i>P. xylostella</i> yaitu <span class="f51uo" id="f51uo_3">Kingdom</span> : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Yponomeutidae, Genus : <i>Plutella</i>, Spesies : <i>P. xylostella</i></span><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">.</span></span><br /><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a></div><a href="http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com/2012/03/plutella-xylostella-l-ulat-kubis.html" name="more"></a><br /><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: 85%;"><b>Bioekologi</b> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: 85%;">Hama ulat daun kubis dilaporkan berasal dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, yang merupakan sumber berbagai jenis brasika. Hama <span class="f51uo" id="f51uo_7">ini</span> tersebar luas di areal yang ditanami brasika, mulai dari daerah <span class="f51uo" id="f51uo_4">Amerika</span> Utara dan Selatan, Afrika, China, <span class="f51uo" id="f51uo_2">India</span>, Jepang, Asia Tenggara termasuk <span class="f51uo" id="f51uo_1">Indonesia</span>, Selandia Baru, dan Australia<span style="color: black;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">.</span></span></span></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> </span></span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;">Telur kecil bulat atau <span class="f51uo" id="f51uo_8">oval</span> ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari.</span><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1fSoB18vXFBX5fX5A0HovbofwqzHvcVsJaqnVeM1tWwDggcYv9Cwj9qCL1xTVQebV_I0CWqBvK53KlKV2Bq7WAEbxS63OJ8OWJN6Mr7CSbueqIqNDoycYowsSomYlLik8VhT3zQYJjqG5/s1600/egg+plutella.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1fSoB18vXFBX5fX5A0HovbofwqzHvcVsJaqnVeM1tWwDggcYv9Cwj9qCL1xTVQebV_I0CWqBvK53KlKV2Bq7WAEbxS63OJ8OWJN6Mr7CSbueqIqNDoycYowsSomYlLik8VhT3zQYJjqG5/s1600/egg+plutella.jpg" /></a></div></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"><br /></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18.0pt;"><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: 85%;">Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.</span><span lang="ES" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">. </span><span style="font-size: 85%;">Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpOezNLn7AeirkBvMC6dRHH0I9rdXyDtZpgRoWJzkXj81dBH_XhOr49_HGu8HHbO5zh8jCXwlYF2HKxChLCzHn5mLPMpxBiz4UPNI7BjyVMRilbM1ThU8SfRZ0Frp8hxZlbpJorl2wGcHB/s1600/Pupa+plutella.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpOezNLn7AeirkBvMC6dRHH0I9rdXyDtZpgRoWJzkXj81dBH_XhOr49_HGu8HHbO5zh8jCXwlYF2HKxChLCzHn5mLPMpxBiz4UPNI7BjyVMRilbM1ThU8SfRZ0Frp8hxZlbpJorl2wGcHB/s1600/Pupa+plutella.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH9gh5zRgXMdGOJ1BpAAIS9g4s81dybiwO1Sz0eT09Ti5MLiKjVU1qufFi9c10MQnjoVtq-CkhFNy16FyKN3bQoZ5JTdFKYTILIV6XM8BV3MPws3l-MlL2NFlNlwCW-cebbwik3CIcR7dt/s1600/Larva+plutella.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH9gh5zRgXMdGOJ1BpAAIS9g4s81dybiwO1Sz0eT09Ti5MLiKjVU1qufFi9c10MQnjoVtq-CkhFNy16FyKN3bQoZ5JTdFKYTILIV6XM8BV3MPws3l-MlL2NFlNlwCW-cebbwik3CIcR7dt/s1600/Larva+plutella.JPG" /></a></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-size: 85%;">Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil,</span><span lang="ES" style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">berbentuk ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya </span><span lang="ES" style="color: black; font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">±1,25 cm,</span><span style="font-size: 85%;"> sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth).<span style="color: black;"> Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.</span></span><span lang="ES" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi82OAk9GifjDYf9Dt-KiS5UEZ_seBYUGxWgINClQ4BSC79OCKlzhstOK9DIUDWjBgnvAl7QROj64hct1wM3aVPe4vsnwDhD4-FLd05T1pqWs04ULuQNjR139myFfBdaZGqA8hKsHjan2PB/s1600/diamondback_moth03.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi82OAk9GifjDYf9Dt-KiS5UEZ_seBYUGxWgINClQ4BSC79OCKlzhstOK9DIUDWjBgnvAl7QROj64hct1wM3aVPe4vsnwDhD4-FLd05T1pqWs04ULuQNjR139myFfBdaZGqA8hKsHjan2PB/s1600/diamondback_moth03.jpg" /></a></div></div><br /><span style="font-size: 85%;"><b>Gejala Serangan</b></span><br /><span style="font-size: 85%;">Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau. <b><br /></b></span></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii4zy0GQQlPZG-JCL8tg4jJ-tfYoV1gxN2pC6cbgdfsqy4ZyglOeTB5EE1EIy3YS3hfuY8kaok-YfEAwKRlHO0a9V7eCTrqGcV35jAe-m98BoYQA1qGdNnLaFhiDkNNfc-JbxqroBGk4YX/s1600/gejala+serangan+plu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii4zy0GQQlPZG-JCL8tg4jJ-tfYoV1gxN2pC6cbgdfsqy4ZyglOeTB5EE1EIy3YS3hfuY8kaok-YfEAwKRlHO0a9V7eCTrqGcV35jAe-m98BoYQA1qGdNnLaFhiDkNNfc-JbxqroBGk4YX/s1600/gejala+serangan+plu.jpg" /></a></div></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><b><span lang="ES" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></b><span style="font-size: 85%;"><b>Tanaman Inang</b></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Selain menyerang tanaman kubis, hama <i>P. xylostella</i> juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk famili Brassicaceae (Cruciferae) seperti : lobak, lobak cina, petai, brokoli, kembang kol, dan mustard. Tanaman brassica <span class="f51uo" id="f51uo_5">liar</span> seperti misalnya <i>B. elongata</i>, <i>B. fruticulosa</i>, <i>Roripa</i> sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.</span><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: 85%;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: 85%;"><b>Pengendalia<span style="color: black;">n </span></b></span><i><span lang="ES" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></i></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: 85%;"><i><span style="color: black;"><span class="f51uo" id="f51uo_6">Kultur</span> </span><span style="color: black;">Tekni</span></i></span><i><span lang="ES" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">k</span></i><br /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Melakukan pergiliran tanaman yang bukan famili brassicaceae, tumpang sari tanaman kubis dengan tomat, daun bawan<span style="color: black;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">g dan jagung, serta penanaman tanaman perangkap seperti Rape di sekeliling kebun.</span></span></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Musim tanam. Lebih baik untuk menanam kubis dan brassica lain pada musim hujan, karena populasi hama tersebut dapat dihambat oleh curah hujan.</span><br /><br /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;"><span style="color: black;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><i>Pengendalian Hayati</i> </span></span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;"><span style="color: black;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Melepaskan musuh alami berupa predator (<i>Paederus</i> sp, <i>Harpalus</i> sp.) atau parasitoid (<i>Cotesia plutella</i>, <i>Diadegma eucerophaga</i>, dan <i>D. semiclausum</i>), dan patogen (<i>Bacillus thuringiensis</i>,</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><i> </i></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;"><i>Beauveria bassiana</i>) yang bila diaplikasikan dapat menekan populasi dan serangannya.</span></div></div><br /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;"><i>Mekanis</i></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Membuat perangkap ngengat berupa sex feromon sintesis yang disebut ugratus Ungu yang dipasang di sekitar kebun kubis<i>.</i></span></div><div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span></div><br /><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;"><i>Kimiawi</i></span><br /> <span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: 85%;">Aplikasi ini dilaksanakan setelah hama tersebut mencapai atau melewati ambang ekonomi, dengan memilih insektisida kimia selektif yang efektif tetapi mudah terurai seperti Dipel WP, Bactospeine WP, Florbac FC, atau penyemprotan insektisida biologi berbahan aktif <i>Bacillus thuringiensis</i>.</span><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div>

Hama dan Penyakit Tanaman : Plutella xylostella L. (Ulat Kubis)

Plutella xylostella L. (Ulat Kubis) Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama...

Read More »

Hama dan Penyakit Tanaman : Paraeucosmetus pallicornis Dallas (Kepik Hitam)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">Paraeucosmetus pallicornis Dallas (Kepik Hitam) </h3><div class="post-header"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejak tahun 2000 di wilayah IP3 OPT Luwu, telah menyerang sejenis kepik yang pada saat itu petani memberi nama semut hitam. Menurut Lamb (1974), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Paraeucosmetus</i>sp termasuk dalam <span class="f51uo" id="f51uo_8">family</span> Lygaeidae ; Ordo Hemiptera. Identifikasi terakhir oleh Kepala <span class="f51uo" id="f51uo_1">Balai</span> Besar Peramalan OPT Jatisari (2009), hama kepik biji termasuk dalam Kelas : Insekta, Ordo : Hemiptera, Famili :  Lygaeidae, Genus : Paraeucosmetus, Spesies   :  <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pallicornis</i>.</span></div><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 250%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 250%;">Morfologi</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepik Hitam/Kepik Biji mempunyai karakteristik yaitu panjang tubuh 6-7  mm, tipe alat mulut menusuk menghisap, <span class="f51uo" id="f51uo_6">antena</span>terdiri dari 4 ruas dan warna tubuh didominasi warna hitam dengan sedikit corak kuning keemasan. Ciri khusus lainnya adalah femur (paha) pada tungkai depan cenderung membesar dan masing-masing mempunyai 4 duri (spina) agak besar dan 4 duri kecil. Kepala berbentuk <span class="f51uo" id="f51uo_4">oval</span> dengan mata ocelli yang menonjol.</span></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyq6vHk58m4i7iyCy2ntTVW0m6wJJWOXqpkgUTbilcwYUujDeuzdVRCJyR2Zex2MB4KrCF854Rer6PAb5t_HrocffyWwq0cbowiy99Ce3wz6llvSBhVnU9Lq3WaAXexBXLVZKmT0yRyxyA/s1600/Antena+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyq6vHk58m4i7iyCy2ntTVW0m6wJJWOXqpkgUTbilcwYUujDeuzdVRCJyR2Zex2MB4KrCF854Rer6PAb5t_HrocffyWwq0cbowiy99Ce3wz6llvSBhVnU9Lq3WaAXexBXLVZKmT0yRyxyA/s1600/Antena+4.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoENsHiwTDTdvsd1lVJYSnwfE_JoVwurUPoQlx3y3xc73BnPMBE6sFKh49vOd2un-gJSCjY0B6Fx_tG5k6FBQbdnTFuF1lE_lWONEkK_6JY1K_c8bCDYLYE9oEVQmzZyWHL01z76WgFcc8/s1600/Duri+di+femur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoENsHiwTDTdvsd1lVJYSnwfE_JoVwurUPoQlx3y3xc73BnPMBE6sFKh49vOd2un-gJSCjY0B6Fx_tG5k6FBQbdnTFuF1lE_lWONEkK_6JY1K_c8bCDYLYE9oEVQmzZyWHL01z76WgFcc8/s1600/Duri+di+femur.jpg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdGwBgL2Celx7gRNso6i68Tn3MZv4nnSFLamlF2amE4RTlqXX9ZpmQ_mCn5YaiOjc0rYq3V5VWJHlfAER9sbPWls8VRWt_zGZm9UIE9qLmapb95mwRbzKtQXIolENhclx0FS_0mtybb7dM/s1600/sayap3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdGwBgL2Celx7gRNso6i68Tn3MZv4nnSFLamlF2amE4RTlqXX9ZpmQ_mCn5YaiOjc0rYq3V5VWJHlfAER9sbPWls8VRWt_zGZm9UIE9qLmapb95mwRbzKtQXIolENhclx0FS_0mtybb7dM/s1600/sayap3.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: left;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bioekologi</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Palealu (1991) telah melakukan penelitian tentang bionomi kepik<i> P. pallicornis</i>hasilnya yaitu telurnya berbentuk lonjong, berwarna jingga, berukuran panjang 1 mm dan lebar 0,3 mm. Jumlah telur yang diletakkan oleh setiap betina ± 17 butir. Stadium telur berlangsung 2,9 hari. Nimfa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">P. pallicornis </i>berbentuk ramping dan berwarna hitam menyerupai serangga dewasanya, kecuali instar awalnya yang berwarna merah. Nimfa terdiri dari lima instar. Instar 1 berukuran panjang 1,5 mm, sedangkan instar 5 berukuran panjang 6,4 mm. <span class="f51uo" id="f51uo_2">Lama</span> perkembangan nimfa rata-rata 30 hari. Kepik dewasa berukuran panjang 7 – 7,5 mm. Femur tungkai depan agak membesar serta mempunyai duri delapan buah, tungkai tengah berukuran lebih kecil daripada tungkai belakang.</span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5kS8-0-CkTOb9_PJlLtZExcimInw8RC_Ov7pdGkdlYvsUB5M1XKb4J0ueKSzK4ZCRyHG8Z4oWLaXftHUGryGtY5fnVWpkyAPHi5imcWDgRz_Japm7EBcGw8PdYgO64b4keZUhxR3cePw/s1600/kepik+hitam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5kS8-0-CkTOb9_PJlLtZExcimInw8RC_Ov7pdGkdlYvsUB5M1XKb4J0ueKSzK4ZCRyHG8Z4oWLaXftHUGryGtY5fnVWpkyAPHi5imcWDgRz_Japm7EBcGw8PdYgO64b4keZUhxR3cePw/s1600/kepik+hitam.jpg" /></a></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Masa pra-oviposisi sekitar 2 hari, masa peneluran 8 hari, lama hidup imago betina 13 hari dan  yang jantan 6 hari. Dengan demikian siklus hidup kepik jantan rata-rata 38 hari dan betina 45 hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nimfa dan imago aktif pada pagi dan senja hari. Pada siang hari nimfa dan imago bersembunyi pada pangkal batang. Nimfa instar awal (1-2) umumnya berada pada pangkal batang, mengisap cairan pangkal batang tanaman. Nimfa instar berikutnya dan imago merusak bulir dengan menusukkan stiletnya ke dalam bulir sambil menghisap cairan gabah.</span></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWP3hrfkbPBsNFjDqgFDe7H-YbAS9o0_VW2UxCyiSHHJkqdaoxYpyAwazvsLsX5UDfaNaGFuEQJjpg78ES6UZjKbkSszrVVlV3XP0reHuDts7eTqH5D0IvkJBwGi6Q3gghlqBGUAaDLue3/s1600/utuh+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWP3hrfkbPBsNFjDqgFDe7H-YbAS9o0_VW2UxCyiSHHJkqdaoxYpyAwazvsLsX5UDfaNaGFuEQJjpg78ES6UZjKbkSszrVVlV3XP0reHuDts7eTqH5D0IvkJBwGi6Q3gghlqBGUAaDLue3/s1600/utuh+4.jpg" /></a></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Gejala Serangan</span></b></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kerusakan yang ditimbulkan oleh Kepik Hitam <span class="f51uo" id="f51uo_5">ini</span> antara lain yaitu beras menjadi coklat kehitaman, mudah hancur apabila digiling dan apabila dimasak </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">terasa pahit. Serangga cenderung mengisap bulir-bulir padi pada pagi hari, sebagian didapatkan pada daun maupun batang. Serangga dapat ditemukan pada tanaman muda sampai dengan tanaman menjelang panen. Pada sore hari serangga sangat aktif bergerak di bagian tanaman dan di bagian tanah, sebagian lagi cenderung bersembunyi di rekahan tanah. Pada setiap rumpun dapat ditemukan  10 – 20 ekor serangga dengan berbagai stadia.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje7z7pYr9yBM6dFx-ybYEsKACnNbPXsFkRjtTNTyvTtdpAiftlipa1F1qHb0rDgL2ncKLfJ-dshD3g0SA6SmwTugvInOAsU0UySWFd19uLo0u_AS3_EgWrDCX1rzsHt4pE6fxAxiOkAfth/s1600/kepik+hitam_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="118" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje7z7pYr9yBM6dFx-ybYEsKACnNbPXsFkRjtTNTyvTtdpAiftlipa1F1qHb0rDgL2ncKLfJ-dshD3g0SA6SmwTugvInOAsU0UySWFd19uLo0u_AS3_EgWrDCX1rzsHt4pE6fxAxiOkAfth/s1600/kepik+hitam_2.jpg" width="320" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Tanaman Inang</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jenis gulma <i>Echinichloa</i> sp., <i>Eleusine <span class="f51uo" id="f51uo_7">indica</span></i>, dan <i>Paspalum conjugatum.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><i> </i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>Pengendalian</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tanam serempak dalam satu wilayah administratif untuk menghindari terjadinya populasi tinggi, sitem tanam legowo populasi ditemukan lebih rendah, pemanfaatan predator laba-laba. Hasil kajian yang dilakukan di IP3OPT Luwu menunjukkan bahwa entomopatogen ini cukup efektif mengendalikan kepik hitam<b> </b>ini.</span></div></div>

Hama dan Penyakit Tanaman : Paraeucosmetus pallicornis Dallas (Kepik Hitam)

Paraeucosmetus pallicornis Dallas (Kepik Hitam) Sejak tahun 2000 di wilayah IP3 OPT Luwu, telah menyerang sejenis kepik yang pada saat itu ...

Read More »

Hama dan Penyakit Tanaman : Penyakit Bulai Jagung (Peronosclerospora maydis)

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">Penyakit Bulai Jagung (Peronosclerospora maydis) </h3><div class="post-header"> </div><div style="text-align: justify;">Penyakit bulai jagung atau <span class="f51uo" id="f51uo_1">Downy Mildew</span> disebabkan oleh cendawan <i>Peronosclerospora maydis. </i>Kehilangan hasil jagung akibat penularan penyakit <span class="f51uo" id="f51uo_8">ini</span> dapat mencapai 100% pada varietas rentan. Cendawan ini termasuk dalam klasifikasi, <span class="f51uo" id="f51uo_5">Kingdom</span> : Chromista, Filum : Heterokontophyta, Kelas : Oomycetes, Ordo : Sclerosporales, Famili : Peronosporaceae, Genus : <i>Peronosclerospora, </i>Spesies : <i>P. maydis.</i></div><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><br /><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Gejala</b></div><div style="text-align: justify;">Terlihat adanya warna putih sampai kekuningan pada permukaan daun, diikuti oleh garis-garis klorotik, daun berbentuk kaku, tegak dan menyempit, bentuk tongkol tidak normal. Ciri lainnya, pada pagi hari di sisi bawah daun terdapat lapisan berbulu halus berwarna putih yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur.</div><div style="text-align: justify;">Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas ke seluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh, sehingga semua daun terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda umumnya tidak menghasilkan buah. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang sudah tua, buah masih terbentuk tetapi tidak sempurna dan tanaman kerdil.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoIjkYwvl9MJA6WkvATq3XLJdrb6fkEHTwraD5lpYmq8mUDtLSqc71XfrlQJn1iTKFSNAWI3qOst_YGfEc0hcWCwA9oW5isNvrmkFT85UQCOl2EcOJClE41diiaAtzMbI8zJqWyAoUdQ3p/s1600/Bulai.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoIjkYwvl9MJA6WkvATq3XLJdrb6fkEHTwraD5lpYmq8mUDtLSqc71XfrlQJn1iTKFSNAWI3qOst_YGfEc0hcWCwA9oW5isNvrmkFT85UQCOl2EcOJClE41diiaAtzMbI8zJqWyAoUdQ3p/s1600/Bulai.jpg" /></a></div></div></div><div style="text-align: justify;"><b>Patogen</b></div><div style="text-align: justify;">Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan <i>Peronosclerospora maydis</i><b> </b>yang luas sebarannya. Adapun jenis cendawan lain yaitu <i>Peronosclerospora philipinensis </i>dan <i>Peronosclerospora sorghii </i>yang juga penyebab penyakit bulai ditemukan di dataran tinggi Brastagi Sumatera Utara dan Batu, <span class="f51uo" id="f51uo_3">Jawa Timur</span>.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Pengendalian</b></div><div style="text-align: justify;">1. Penanaman varietas tahan : Sukmaraga, Lagaligo, Srikandi K-1, Lamuru dan Gumarang.</div><div style="text-align: justify;">2. Periode bebas tanaman jagung <span class="f51uo" id="f51uo_4">minimal</span> dua minggu sampai satu bulan di areal pertanaman.</div><div style="text-align: justify;">3. Tanam Serempak</div><div style="text-align: justify;">4. Pemusnahan seluruh bagian tanaman yang terinfeksi penyakit bulai sampai ke akarnya</div><div style="text-align: justify;">5. Penggunaan fungisida Metalaksil pada benih jagung (perlakuan benih).</div></div>

Hama dan Penyakit Tanaman : Penyakit Bulai Jagung (Peronosclerospora maydis)

Penyakit Bulai Jagung (Peronosclerospora maydis) Penyakit bulai jagung atau Downy Mildew disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis...

Read More »

Hama dan Penyakit Tanaman : Daftar Istilah Ilmu Penyakit Tanaman

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">Daftar Istilah Ilmu Penyakit Tanaman </h3><div class="post-header"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Acervulus</b> yaitu badan buah yang berbentuk piring kecil yang memproduksi konidia.</div><div style="text-align: justify;"><b>Akuisisi </b>yaitu masuknya <span class="f51uo" id="f51uo_2">virus</span> ke dalam atau penempelan virus pada vektor.</div><div style="text-align: justify;"><b>Aecidiospora</b> yaitu spora yang berada dalam aecidium.</div><div style="text-align: justify;"><b>Aecidium </b>yaitu badan buah dari jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Aetiologi </b>yaitu ilmu yang mempelajari tentang semua <span class="f51uo" id="f51uo_8">faktor</span> penyebab penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Alternatif Host </b>yaitu spesifik inang kedua yang dibutuhkan beberapa organisme untuk melengkapi siklus hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><b>Antagonis </b>yaitu organisme yang menyebabkan kerusakan terhadap organisme lain.</div><div style="text-align: justify;"><b>Antagonisme </b>yaitu hubungan antara organisme yang berbeda dimana satu organisme dihambat atau dibunuh oleh organisme yang lain.<br /><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Antibiosis</b>  yaitu penghambatan pertumbuhan dari mikroorganisme oleh substansi yang diproduksi mikroorganisme lain.</div><div style="text-align: justify;"><b>Antibiotik</b> yaitu substansi yang diproduksi oleh mikroorganisme dan dapat membunuh mikroorganisme lain.</div><div style="text-align: justify;"><b>Antigen</b> yaitu substansi biasanya <span class="f51uo" id="f51uo_4">protein</span> atau polisakarida yang bila diinjeksikan ke dalam hewan yang berdarah panas akan mendorong terbentuknya protein daam darah (antibodi).</div><div style="text-align: justify;"><b>Antisporulan</b> yaitu bahan pencegah produksi spora tanpa membunuh pertumbuhan vegetatif dari jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Antraknose</b> yaitu penyakit tanaman yang dicirikan dengan adanya lekukan luka menghitam yang disebabkan oleh jamur yang memproduksi konidia dalam acervulus.</div><div style="text-align: justify;"><b>Appresorium</b> yaitu pembengkakan pada ujung tabung kecambah dari spora jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Asepta</b> yaitu tanpa sekat (septa)</div><div style="text-align: justify;"><b>Askokarp</b> yaitu badan buah jamur yang matang yang mengandung askospora.</div><div style="text-align: justify;"><b>Askospora</b> yaitu spora yang diproduksi oleh askus.</div><div style="text-align: justify;"><b>Askus</b> yaitu kantung spora yang berbentuk <span class="f51uo" id="f51uo_6">oval</span> atau tabung yang berisi askospora.</div><div style="text-align: justify;"><b>Autotropik</b> yaitu penggunaan material anorganik sebagai sumber makanan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Auksin</b> yaitu hormon pertumbuhan tanaman yang diantaranya mampu mendorong perpanjangan sel.</div><div style="text-align: justify;"><b>Avirulen</b> yaitu organisme non patogenik yang tidak mampu menyebabkan penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bakteriosin </b>yaitu protein bakteri yang sangat spesifik yang diproduksi oleh <span class="f51uo" id="f51uo_5">strain</span> bakteri tertentu yang aktif untuk melawan strain yang lain dari spesies yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bakteriosinogenik</b> yaitu kemampuan untuk dapat memproduksi bakteriosin.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bakterifage </b>yaitu virus penyebab terurainya sel bakteri.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bakteriosis</b> yaitu penginfeksian oleh bakteri.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bakterisida </b>yaitu bahan kimia yang menyebabkan kematian bakteri.<b><br /></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Basidiospora </b>yaitu spora sexual yang diproduksi oleh basidium.</div><div style="text-align: justify;"><b>Basidium </b>yaitu struktur benang yang pendek dan dari struktur <span class="f51uo" id="f51uo_7">ini</span> muncul basidiospora.</div><div style="text-align: justify;"><b>Biotipe </b>yaitu satu kelompok organisme yang terjadi di alam dan diasumsikan secara genetik hampir sama.</div><div style="text-align: justify;"><b>Damping Off </b>yaitu matinya kecambah tanaman dari hasil perkembangan luka pada pangkal batang.<b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Disinfestan </b>yaitu agen yang  dapat membunuh organisme yang berada pada permukaan atau pada bagian tanaman atau lingkungan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Epidemiologi </b>yaitu ilmu yang mempelajari tentang faktor yang mempengaruhi timbulnya ledakan dan penyebaran penyakit menular.</div><div style="text-align: justify;"><b>Etiolasi</b> yaitu pertumbuhan memanjang dari tanaman dan berwarna pucat karena kurang sinar matahari.</div><div style="text-align: justify;"><b>Fumigan</b> yaitu bahan kimia beracun yang digunakan dalam bentuk gas.</div><div style="text-align: justify;"><b>Fungisida</b> yaitu bahan kimia yang dapat mematikan spora atau miselium dari jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Fungsitat </b>yaitu bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jamur tanpa membunuhnya.</div><div style="text-align: justify;"><b>Gall </b>yaitu pertumbuhan abnormal atau pembengkakan yang disebabkan oleh patogen, nematoda atau serangga.</div><div style="text-align: justify;"><b>Haploid </b>yaitu satu set kromosom.</div><div style="text-align: justify;"><b>Haustorium</b> yaitu struktur dari hifa jamur yang masuk ke dalam sel tanaman inang untuk mengambil makanan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hifa</b> yaitu benang--benang halus dari miselium jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hiperplasia </b>yaitu pembesaran sel akibat meningkatnya jumlah sel karena adanya pembelahan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hipersensitif</b> yaitu tanggap terhadap serangan patogen oleh inang tertentu yaitu dengan adanya kematian secara cepat pada sel yang diserang untuk mencegah meluasnya infeksi.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hipertropi</b> yaitu pembesaran sel akibat dari bertambahnya ukuran sel.</div><div style="text-align: justify;"><b>Hipoplasia</b> yaitu perkembangan sesuatu yang kurang normal.</div><div style="text-align: justify;"><b>Imun</b> yaitu sifat kebal, tidak terpengaruh oleh patogen.</div><div style="text-align: justify;"><b>Infeksi </b>yaitu masuknya organisme ke dalam inangdan terjadi hubungan parasitik.</div><div style="text-align: justify;"><b>Inkubasi </b>yaitu masa antara terjadinya infeksi dan timbulnya gejala penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Inokulum</b> yaitu bahan penyakit lain yang dapat menyebabkan infeksi.</div><div style="text-align: justify;"><b>Inokulasi </b>yaitu pengaplikasian inokulum pada inang atau pada media kultur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Isolasi </b>yaitu<b> </b>proses pemisahan satu mikroorganisme dari substrat atau inang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Isolat</b> yaitu kultur dari mikroorganisme.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kallus </b>yaitu jaringan parenkim dari kambium yang terbentuk dari respon terhadap luka atau infeksi patogen.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kariogami</b> yaitu peleburan nukleid pada reproduksi sexual.<b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Klamidospora </b>yaitu spora istirahat yang mempunyai dinding yang tebal.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kleistotesium </b>yaitu struktur badan buah yang tertutup dan di dalamnya berisi aski.<b> </b></div><div style="text-align: justify;"><b>Klorosis </b>yaitu menguning atau memutuhnya jaringan tumbuhan hijau akibat rusaknya klorofil.</div><div style="text-align: justify;"><b>Koloni </b>yaitu satu kumpulan individu (bakteri, yeast, jamur, dll) yang tumbuh bersama-sama.</div><div style="text-align: justify;"><b>Kompatibel </b>yaitu hubungan antara patogen dan inang dan dari hubungan ini suatu penyakit dapat berkembang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Lignituber </b>yaitu pembentukan struktur lignin yang tebal yang mengelilingi ujung hifa jamur dan berfungsi untuk ketahanan tanaman inang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Mitosis </b>yaitu pembelahan inti menjadi dua anak inti dengan kromosom yang identik.</div><div style="text-align: justify;"><b>Multisepta </b>yaitu memiliki beberapa sekat (septa)</div><div style="text-align: justify;"><b>Mikoplasma </b>yaitu mikroorganisme yang paling kecil ukurannya dan hidup bebas berbentuk pleomorfik.</div><div style="text-align: justify;"><b>Mikovirus </b>yaitu virus yang menginfeksi jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Nekrosis </b>yaitu kematian jaringan tanaman dan biasanya diikuti dengan perubahan warna.</div><div style="text-align: justify;"><b>Nekrotropik </b>yaitu patogen yang menyebabkan kematian cepat dari sel inang kemudian mengkoloni jaringan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><b>Parasit Obligat</b> yaitu organisme parasitik yang hanya mampu mengkoloni jaringan inang yang hidup.</div><div style="text-align: justify;"><b>Ostiole </b>yaitu lubang pada perithecium tempat lepasnya spora.</div><div style="text-align: justify;"><b>Parasit </b>yaitu organisme yang hidup pada organisme hidup lain dan mengambil makanannya dari organisme tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><b>Parasitisme </b>yaitu ketergantungan makanan dari satu organisme pada jaringan individu hidup yang lain.</div><div style="text-align: justify;"><b>Patogen </b>yaitu organisme yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit pada tanaman inang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Penetrasi </b>yaitu kemampuan untuk masuk ke dalam jaringan inang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Perithecium </b>yaitu askokarp yang tertutup dan memiliki ostiole.</div><div style="text-align: justify;"><b>Phylloplane </b>yaitu lingkungan mikro pada permukaan daun.</div><div style="text-align: justify;"><b>Phytoalexin </b>yaitu bahan kimia yang diproduksi oleh tanaman yang menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><b>Phytotoksin </b>yaitu toksin (racun) yang mempengaruhi tanaman.</div><div style="text-align: justify;"><b>Phytopatogen </b>yaitu organisme yang dapat memasukkan penyakit pada inang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Propagul </b>yaitu suatu bentuk atau bagian dari organisme yang dipergunakan sebagai alat penyebaran atau reproduksi.</div><div style="text-align: justify;"><b>Pustul </b>yaitu massa dari spora yang berkekmbang dibawah jaringan eppidermis dan biasanya pecah dikala matang.</div><div style="text-align: justify;"><b>Rhizoplane </b>yaitu lingkungan mikro pada permukaan akar.</div><div style="text-align: justify;"><b>Rhizosphere </b>yaitu daerah di sekitar sistemm perakaran tanaman.</div><div style="text-align: justify;"><b>Riketsia </b>yaitu agen penyakit tanaman yang tergolong ke dalam golongan bakteri dan dapat menimbulkan gejala mirip virus.</div><div style="text-align: justify;"><b>Saprofit</b> yaitu mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik mati atau sisa sebagai bahan makanan.</div><div style="text-align: justify;"><b>Septa </b>yaitu memiliki sekat.</div><div style="text-align: justify;"><b>Senescen </b>yaitu fase pertumbuhan tanaman dari fase kematangan hingga kematian.</div><div style="text-align: justify;"><b>Serologi </b>yaitu teknik identifikasi <span class="f51uo" id="f51uo_3">antigen</span> dan antibody.</div><div style="text-align: justify;"><b>Simptom </b>yaitu gejala atau respon yang nyata dari inang terhadap organisme patogen.</div><div style="text-align: justify;"><b>Sistemik </b>yaitu penyerapan (bahan kimia) masuk ke dalam tanaman melalui akar, daun dan bagian lain dan ditranslokasikan pada seluruh bagian tanaman.</div><div style="text-align: justify;"><b>Spora </b>yaitu unit reproduksi terkecil dari jamur.</div><div style="text-align: justify;"><b>Sporangiospora </b>yaitu spora yang diproduksi oleh sporangium.</div><div style="text-align: justify;"><b>Sporangium </b>yaitu sel jamur tempat produksi spora asexual.</div><div style="text-align: justify;"><b>Sporulasi </b>yaitu produksi spora secara aktif.</div><div style="text-align: justify;"><b>Suberizasi </b>yaitu pembentukan lapisan gabus oleh aktivitas kambium gabus.</div><div style="text-align: justify;"><b>Suseptibel </b>yaitu sifat mudah terinfeksi atau terluka oleh patogen.</div><div style="text-align: justify;"><b>Toleran </b>yaitu kemampuan untuk melawan infeksi tanpa menderita kerusakan atau kehilangan hasil.</div><div style="text-align: justify;"><b>Toksin </b>yaitu substansi anorganik yang dalam konsentrasi rendah dapat mengakibatkan kerusakan dan mempengaruhi proses-proses normal dari organisme hidup.</div><div style="text-align: justify;"><b>Vektor </b>yaitu organisme yang dapat menularkan inokulum.</div><div style="text-align: justify;"><b>Virulen </b>yaitu kemampuan untuk menyebabkan penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Vivotoksin </b>yaitu racun yang diproduksi di dalam tubuh inang yang terinfeksi oleh patogen, dan racun ini bertanggungjawab terhadap semua kerusakan selama berlangsungnya penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><b>Yeast </b>yaitu jamur yang bereproduksi dengan cara bertunas.</div><div style="text-align: justify;"><b>Zoospora </b>yaitu spora jamur yang dapat bergerak dalam air.</div></div>

Hama dan Penyakit Tanaman : Daftar Istilah Ilmu Penyakit Tanaman

Daftar Istilah Ilmu Penyakit Tanaman Acervulus yaitu badan buah yang berbentuk piring kecil yang memproduksi konidia. Akuisisi yaitu masuk...

Read More »

Hama dan Penyakit Tanaman : BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h3 class="post-title entry-title">BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN </h3><div class="post-header"> </div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman yaitu :</b> </span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Pengendalian secara Bercocok Tanam </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Pengendalian dengan Varietas Tahan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Pengendalian secara Biologi (Hayati) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5. Pengendalian secara Kimiawi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6. Pengelolaan Hama Terpadu </span><br /><a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Pengendalian Secara Bercocok  Tanam</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Prinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman. Sehingga dapat nengurangi laju peningkatan populasi hama. Selain itu juga menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan musuh alami. Pengendalian hama secara bercocok tanam merupakan tindakan preventif atau pencegahan sehingga harus dilakukan jauh-jauh sebelum ada serangan hama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelebihan & Kekurangan Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(+) Merupakan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas  hasil-hasil pertanian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(+) Tidak memerlukan pengeluaran biaya tambahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(+) Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(-)  Hasilnya tidak dapat diperhitungkan secara pasti </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(-)  Kurang efektif, sehingga teknik <span class="f51uo" id="f51uo_3">ini</span> harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian lain </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beberapa Teknik Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a. Sanitasi </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Artinya membersihkan sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman setelah panen. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sisa-sisa atau bagian-bagian tanaman tersebut seringkali dijadikan sebagai :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tempat berlindung </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tempat berdiapause </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tempat tinggal sementara sebelum tanaman utama ditanam kembali                               </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dengan melakukan sanitasi berarti kita telah mengurangi populasi awal dari hama tersebut sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman berikutnya menjadi berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jadi sanitasi dapat dilakukan terhadap :</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Sisa-sisa tanaman yang masih hidup</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Bagian-bagian tanaan yang terserang hama </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Sisa-sisa tanaman yang telah mati </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal pada permukaan tanah</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b. Pengolahan Tanah</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ada spesies serangga tertentu yang sebagian siklus hidupnya dalam tanah. Contoh: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Agrotis iphsilon</i>. Jika t</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">anah diolah serangga tersebut akan terangkat ke atas, mati karena sengatan sinar matahari ataupun d</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">itemukan oleh musuh-musuh alaminya seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Heliothis</i> sp.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c. Pengairan </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada daerah yang beririgasi teknis, pengaturan <span class="f51uo" id="f51uo_1">air</span> terutama untuk sawah dapat digunakan untuk pengendalaian hama tertentu pada tanaman padi.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">d. Pergiliran Tanaman </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tujuannya adalah untuk memutuskan siklus hidup hama tertentu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Caranya jangan menanam spesies tanaman yang menjadi inang dari hama tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh : Padi --)</span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Kacang-kacangan </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt;">--)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Padi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hama pada padi bukan hama pada kacang-kacangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">d. Penanaman Serentak </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Penanaman serentak dimaksudkan agar ketersediaan bahan makanan untuk hama menjadi lebih singkat dan pada suatu saat pertanaman tidak ada populasi hama dan populasi hama dapat dihambat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">e. Pengaturan Jarak Tanam </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jarak tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan juga terhadap populasi hama per <span class="f51uo" id="f51uo_2">unit</span> waktu. Serta berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari makan dan tempat bertelur. Hasil penelitian di IRRI terlihat bahwa jarak tanam padi yang lebar sangat menurunkan populasi wereng coklat (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nilaparvata lugens</i>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">f. Pemupukan </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tanaman teh yang terserang hama penggerek <span class="f51uo" id="f51uo_5">batang</span> (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Xylobarus fornicatus</i>) di <span class="f51uo" id="f51uo_4">Srilanka</span> dapat dikurangi intensitas serangannya dengan pemberian pupuk N yang cukup. Unsur N dapat merangsang jaringan baru pada bagian yang rusak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">g. Penanaman Tanaman Perangkap </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tanaman perangkap adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk menarik dan memusatkan hama pada tanaman tersebut untuk kemudian dikendalikan dengan pestisida. Contoh : kacang hijau dan jagung yang di tanam diantara tanaman kapas dapat mengurangi populasi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sundapteryx</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Heliothis</i> sp. Pada tanaman kapas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">h. Tumpang Sari</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tumpang sari merupakan menanam tanaman yang berbeda dua atau lebih untuk pengendalian hama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Pengendalian Dengan Varietas Yang Tahan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Daya tahan tanaman terhadap hama didefinisikan sebagai sifat-sifat yag diturunkan oleh tanaman yang mempengaruhi derajat kerusakan oleh serangga hama </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tanaman yang tahan adalah tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan yang sama dengan tingkat populasi hama yang sama. Jadi tanaman yang tahan, kehidupan dan perkembangbiakan hama menjadi lebih terhambat dibandingkan apabila populasi tersebut berada pada tanaman yang peka atau tidak tahan. Sifat ketahanan ini merupakan sifat asli yang diturunkan atau terbawa oleh faktor genetik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tiga Mekanisme Ketahanan Tanaman Menurut Painter 1951</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b><i>1. Preference </i></b>= Antixenosis, yaitu tanaman tidak dipilih oleh serangga sebagai makanan, tempat bertelur dan tempat berlindung.      </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ada dua faktor yang mendasari tanaman sehingga tidak dipilih oleh hama yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> 1. Tanaman tidak memiliki sifat-sifat yang menyebabkan serangga hama tertarik (sifat Atraktan).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Tanaman memiliki sifat-sifat yang menolak (Repellent) yang mengalahkan sifat-sifat yang menyebabkan serangga hama tertarik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sundapteryx</i> sp. tidak tertarik pada tanaman kapas yang berbulu lebat, karena dapat menghalangi stylet untuk menghisap cairan pada tanaman tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Antibiosis </span></b></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tanaman ini akan memberikan efek negatif pada serangga hama apabila memakan tanaman tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Antibiosis berhubungan dengan :  </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Rendahnya kualitas makanan pada tanaman inang.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Mengurangi jumlah makanan yang diambil oleh hama.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Adanya zat-zat beracun yang terdapat pada tanaman.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Efek negatif yang paling mudah terlihat pada hama adalah  : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Kematian serangga pada stadia larva atau nimfa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Mortalitas pupa meningkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Imago yang muncul dari pupa tidak normal dan kesuburannya berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Stadia imago berkurang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tidak mampu melakukan diapause dengan sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Perilaku gelisah pada saat makan tanaman yang tahan.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kesemua efek negatif ini dapat mengurangi populasi hama tersebut.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">  kandungan gossifo pada kapas sehingga tahan pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Helicoverpa</i>. Kandungan Dimboa pada tanaman jagung (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ostrinia</i> sp.), Kandungan asparagia pada padi (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nilaparvata lugens</i>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Toleransi </span></b></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Adalah kemampuan tanaman untuk tumbuh atau sembuh kembali dari kerusakan yang disebabkan oleh serangga hama. Sehingga serangga hama tidak berpengaruh pada hasil. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mekanisme toleransi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Kekuatan tanaman secara umum.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pertumbuhan kembali jaringan yang rusak. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Ketegaran batang dari perebahan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Produksi cabang-cabang tambahan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pemanfaatan lebih efisien oleh serangga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelebihan penggunaan varietas tahan :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Penggunaannya praktis dan mmenguntungkan secara ekonomi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Sasaran pengendalian yang spesifik </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Efektivitas pengendalian bersifat kumulatif dan persisten terhadap populasi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Kompabilitas dengan komponen PHT lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Dampak pada lingkungan terbatas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kekurangan penggunaan varietas yang tahan: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Varietas yang tahan daya tahannya terbatas hanya spesies hama tertentu saja. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Varietas belum tentu disenangi oleh petani </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Memperkenalkan varietas tahan memerlukan waktu untuk penyuluhan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh varietas tahan cukup besar. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tidak mudah menggabungkan ketahanan suatu varietas / plasma nuftah kedalam varietas baru. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Dapat menghasilkan biotipe baru pada serangga hama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><b>3. Pengendalian Fisik & Mekanik</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pengendalian Fisik</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama yang ditujukan khusus untuk membunuh hama. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beberapa perlakuan atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a. Perlakuan Panas </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perlakuan dengan panas yang paling berhasil apabila dilakukan pada ruang tertutup. Seperti di gudang penyimpanan untuk mematikan hama gudang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b. Penggunaan Lampu Perangkap </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ditujukan sebagai alat memonitoring serangga juga dapat digunakan sebagai alat pengendali terutama untuk mengurangi populasi serangga hama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c. Penghalang atau Barrier </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dimaksudkan untuk membatasi pergerakan serangga hama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani. Berbagai bentuk penghalang misalnya berupa pemtang yang ditinggikan, adanya lubang atau selokan jebakan yang dibuat disekeliling pertanaman. buah yang di bungkus dimaksudkan untuk mencegah serangga meletakkan telur pada buah tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh : Nangka yang dibungkus, untuk mencegah lalat buah meletakkan telur. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pengendalian Secara Mekanik</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bertujuan untuk mematikan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat atau bahan lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cara pengendalian secara mekanik antara lain: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pengambilan dengan tangan, cara ini merupakan teknik yang paling sederhana dan murah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh <i>: Tryporiza innotata</i> kelompok telurnya dikumpul.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Gropyokan, cara ini untuk mematikan tikus baik yang ada di dalam sarang maupun yang berada di luar  sarang, dengan menggunakan alat pemukul. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Memasang perangkap, serangga dapat diperangkap dengan menggunakan berbagai jenis perangkap, seperti lem lalat dan perangkap tikus.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pengusiran</span>, orang-orangan sawah untuk mengusir burung atau dengan bunyi-bunyian.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelebihan  dan kekurangan pengendalian secara  fisik  dan mekanik : </span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Dapat dipadukan dengan cara pengendalian lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Memerlukan tenaga yang banyak</span></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Tidak dapat dilakukan untuk lokasi yang luas secara kontinyu.</span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Pengendalian Secara Biologi (Hayati)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Pengendalian hayati</i> adalah suatu pengendalian hama yang dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi musuh-musuh alami untuk menurunkan populasi hama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Pengendalian hayati</i> dalam pengertian ekologi didefinisikan sebagai pegaturan populasi organisme dengan musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di bandingkan apabila musuh alami tidak ada.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Pengendalian alami</i> adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami terjadi tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi juga karena bekerjanya komponen-komponen ekosistem.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Komponen-komponen pengendalian hayati dapat berupa :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">a. Parasitoid dan Parasit</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Parasit </i>adalah binatang atau organisme yang hidup didalam atau pada organisme lain yang lebih besar yang merupakan inangnya. Karena memakan atau menghisap cairan inangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Parasitoid</i>adalah serangga yang memarasit serangga lain. Pada parasitoid yang bertindak sebagai parasit adalah stadia pradewasa, sedangkan imagonya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Faktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan parasitoid yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Daya kelangsungan hidupnya baik </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun dalam keadaan populasi yang rendah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Memiliki inang yang sempit.</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Kelemahan parasitoid sebagai pengendali:</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Daya cari inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca</span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Serangga betina yang berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang untuk  peletakan telur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Parasitoid yang memiliki daya cari inang biasanya jumlah telurnya sedikit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">b. Predator.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Predator </i>merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa organisme yang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perbedaan antara parasitoid dengan predator </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Parasitoid umumnya nersifat monofag atau oligofag, sedangkan predator bersifat poliphag.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> - Parasitoid hanya memerlukan satu inang untuk perkembangannya, sedangkan predator memerlukan banyak mangsa untuk menyelesaikan siklus hidupnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Yang mencari inang pada parasitoid adalah imago betina, sedangkan pada predator yang mencari mangsa adalah jantan dan betina, juga pradewasanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Predator mematikan mangsa untuk dirinya, sedangkan parasitoid mematikan inang untuk keturunannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Parasitoid ukuran tunuhnya lebih kecil dibanding inangnya,, predator ukuran tubuhnya lebih besar dari mangsanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Metamorfosis parasitoid adalah sempurna, sedangkan predator ada yang sempurna dan tidak sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Parasitoid memarasit inangya pada stadia tertentu, misalnya larva. Sedangkan predator memangsa semua stadia perkembangan mangsanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Parasitoid mematikan inangya memerlukan waktu yang agak lama, predator mematikan mangsanya dalam waktu yang singkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">c. Patogen</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Serangga seperti juga organisme lainnya dalam hidupnya juga diserang oleh banyak patogen atau penyakit yang disebabkan oleh: Virus, Cendawan, Bakteri, Nematoda, dan  Protozoa.     </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Beberapa patogen yang dalam kondisi lingkungan tertentu merupakan faktor mortalitas utama pada populasi serangga. Oleh karena kemampuannya membunuh serangga hama sehingga sejak lama patogen digunakan dalam pengendlian hayati </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Penerapan Pengendalian Hayati</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Introduksi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Introduksi </i>artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami dari suatu daerah atau negeri ke   daerah lain sering kali cara ini disebut sebagai cara klasik </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Contoh : Introduksi <i>Tetrastichus brontispae </i>untuk mengendalikan <i>Brontispa longissima </i>dari pulau Jawa ke  Sulawesi Selatan. Introduksi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Curinus coreolius</i> dari Hawaii untuk mengendalikan <i>Heteropsylla cubana </i>(kutu loncat) di indonesia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Augmentasi </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>Augmentasi </i>merupakan teknik penambahan musuh alami secara periodik dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah dan pengaruh musuh alami </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Konservasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><i>Konservasi </i>merupakan usaha untuk mempertahankan atau melestrarikan musuh lami yang telah ada di suatu daerah . tekhnik ini bnertujuan untuk menghindarkan tindakan yang dapat menurunkan populasi musuh alami conto penggunaan pestisida.</span></div>

Hama dan Penyakit Tanaman : BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN

BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman yaitu : 1. Pengendalian secara Bercocok Tanam 2. Pengend...

Read More »